JEPARA – Bintara Pembina Desa (Babinsa) Sertu Mohtadi anggota Koramil 04/Pecangaan, Kodim 0719/Jepara mengikuti kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kemarin Rabu, (20/7/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Edy Supriyanta selaku Pj. Bupati Jepara, Kepala Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Ginaryo, yang diwakili oleh Kepala Pelaksana BPBD Jepara Aswin Nor Isdianto, Camat Pecangaan S. Karnanejeng, Kepala Desa Karangrandu Syahlan, dan fasilitator dari Pusat Studi Manajemen Bencana Universitas Veteran Yogyakarta.
Penjabat (Pj.) Bupati Jepara, Edy Supriyanta meresmikan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Aula Balai Desa Karangrandu selama 3 hari mulai tanggal 20 hingga 22 Juli 2022, dan dikemas dengan pelatihan terhadap kesiapsiagaan apabila menghadapi bencana alam.
Pj. Bupati Jepar Edy Supriyanta dalam sambutannya mengungkapkan bahwa data yang diterima, Jepara menduduki peringkat ke-10 dari kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan kategori sedang bencana.
“Artinya, perlu pelatihan – pelatihan, bimbingan baik dari Pusat, Provinsi, maupun dari Kabupaten, ” tegasnya
Saat ini di Jepara baru 32 Desa yang sudah dapat bimbingan, dengan skala sedang hingga atas. Artinya dari 194 desa sudah ada sekitar 20% yang mendapatkan bimbingan.
“Kami mohon bantuan dari BPBD Provinsi, silahkan Jepara digiatkan lagi untuk pelatihannya agar masyarakat di desa se-Kabupaten Jepara mengerti kalau sewaktu-waktu ada bencana sudah siap siaga, ” ujar Edy.
“Mudah – mudahan harapan saya dan kita semua tidak ada bencana di kabupaten Jepara. Namun pengetahuan, pendidikan itu penting, ” imbuh Edy Supriyanta, Pj Bupati Jepara.
Kepala Kesiapsiagaan BPBD Jateng, Ginaryo, yang diwakili oleh Aswin Nor Isdianto Kepala pelaksana BPBD Jepara menjelaskan, “Kegiatan ini diperlukan untuk membangun komitmen bersama, agar desa memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dalam menghadapi potensi ancaman bencana yang akan diimplementasikan dalam dokumen forum pengurangan resiko bencana, ” jelas Aswin.
Ia pun menambahkan kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun kajian resiko bencana, membuat peta ancaman dan peta resiko, menyusun sistem peringatan dini, menyusun rencana evakuasi dan peta evakuasi, pembentukan organisasi relawan desa dan forum pengurangan resiko bencana.
Sedangkan saat ditemui, Babinsa Sertu Mohtadi menyampaikan dengan dibentuknya desa tangguh bencana ini supaya masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kesadaran jika terjadi bencana di wilayah tersebut.
“Saya mengharapkan kepada seluruh masyarakat desa Karangrandu agar selalau siap siaga apabila terjadi bencana dan dapat berinteraksi serta bekerjasama dengan instansi lain maupun dari relawan demi mendukung tugas pelaksanaan di lapangan, ” ungkapnya.
Redaktur :Jatmiko/Pendim